Main Article Content
Abstract
Tuberkulosis merupakan penyakit menular disebabkan infeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis menjadi masalah kesehatan di Indonesia, khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Wajo Kota Baubau setiap tahun terjadi peningkatan yakni tahun 2015 sebanyak 18 kasus (7,9%), tahun 2016 sebanyak 26 kasus (7,9%) dan tahun 2017 sebanyak 37 kasus (11,3%). Upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian TB dengan melakukan penelitian tentang pengetahuan, kepadatan hunian dan pendapatan. Penelitian bertujuan mengetahui faktor risiko kejadian TB paru BTA + di Wilayah Kerja Puskesmas Wajo Kota Baubau. Jenis penelitian adalah Case Control Study dilaksanakan dari bulan Juni sampai Juli 2018 sampel yang digunakan sebanyak 34 kasus yang diambil secara Random Sampling dan 34 kontrol. Metode analisis menggunakan perhitungan Odds Ratio (OR). Nilai OR pengetahuan, kepadatan hunian, dan pendapatan diperoleh OR=1,126 > 1, OR=0,864 < 1, OR=2,104 > 1. Disimpulkan bahwa pengetahuan dan pendapatan merupakan faktor risiko sedangkan kepadatan hunian bukan faktor risiko kejadian TB paru BTA + .
Keywords
Article Details
References
- 1. Bakti Husada, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- 2. Bakti Husada, 2008. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- 3. Bakti Husada, 2011. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- 4. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (DINKES PROV.SULTRA), 2014. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara.
- 5. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (DINKES PROV.SULTRA), 2015. Profil Kesehatan Sulawesi
- Tenggara.
- 6. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara (DINKES PROV.SULTRA), 2016. Profil Kesehatan Sulawesi
- Tenggara.
- 7. Kemenkes RI, 2014. Indikator Indonesia Sehat 2010 Kesehatan dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi
- Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Departemen Kesehatan RI.
- 8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI), 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Diakses 05
- Maret 2018
- 9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI), 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Diakses 05
- Maret 2018
- 10. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI), 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Diakses 05
- Maret 2018
- 11. Malelak, M.G, Asrifuddin.A, Kandou.G.D. 2017. Analisis Faktor Risiko Kejadian Tb Paru Di Rsud Merauke. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulang.
- 12. Mardj.T.M, Ratag.B., Asrifuddin.A, 2017. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pendapatan Dan Riwayat
- Kontak Serumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di WilayahKerja Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulang Manado.
- 13. Notoadmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
- 14. Notoadmodjo, S, 2011.. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta: Rineka Cipta.
- 15. Notoadmodjo, S, 2012. Ilmu Perilaku dan Pendidikan Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
- 16. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), 2016. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen
- Kesehatan RI.
- 17. Rohayu. N, Yusran.S, Ibrahim. K, 2016. Analisis Faktor Risiko Kejadian Tb Paru Bta Positif Pada Masyarakat
- Pesisir Di Wilayah Kerja Puskesmas Kadatua Kabupaten Buton Selatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat
- Universitas Halu Oleo Kendari
- 18. Simbolon, D. 2007. Faktor Risiko Tuberculosis Paru di Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal Kesehatan
- Masyarakat.Volume 2, No. 3
- 19. Simbolon, D. 2007. Faktor Risiko Tuberculosis Paru di Kabupaten Rejang Lebong. Jurnal Kesehatan
- Masyarakat.Volume 2, No. 3
- 20. Yuniar. I, Sarwono, Lestari. S. D, 2017. Hubungan Status Gizi Dan Pendapatan Terhadap Kejadian tuberkulosis Paru. Jurnal PPNI Jateng STIKES Muhammadiyah Gombong. Nomor 1, Volume1, Issue 1.
- 21. Dewi, E.F,dkk. 2016. Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Dengan Kejadian TB Paru Di Kota Magelang. Volume 4, Nomor 2