Article Sidebar

Submitted
Apr 1, 2023
Accepted
Jun 29, 2023
Published
Jun 30, 2023
Download
PDF
Statistic
Read Counter : 32 Download : 65

Downloads

Download data is not yet available.

Main Article Content

Abstract

Morosi sub-district is one of the sub-districts located in mining areas that have low access to latrine sanitation and clean water sources where many people are still affected by recurrent diarrhea. with data in 2019 totaling 216 cases, in 2020 totaling 278 cases and in 2021 totaling 310 cases. The purpose of this study was to determine the risk factors for recurrent diarrhea in the community in the mining area of ​​Morosi District. This type of research uses a case-control study with a retrospective approach. The population in this study amounted to 310 people. The sampling technique used is a simple random sampling technique. The sample in this study amounted to 152 samples of which 76 cases and 76 controls. The analysis method uses the Chi-Square Test and the Odds Ratio Test. The results of the Odds Ratio test for latrine ownership obtained an OR value of 3.735. The results of the Odds Ratio test for nutritional status obtained an OR value of 0.903. The results of the Odds Ratio test for clean water sources obtained an OR value of 3.483. The community is also expected to be able and willing to improve the prevention and control of risk factors for recurrent diarrhea in a comprehensive and sustainable manner.

Keywords

Risk factor cases control recurrent diarrhea morosi

Article Details

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

How to Cite
Saparina L, T., Solihin and Marsita, M. (2023) “Risk Factors of Repeat Diarrhea In The Mining Region Community In Morosi District”, Miracle Journal of Public Health , 6(1), pp. 70-79. doi: 10.36566/mjph.v6i1.309.

References

  1. Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  2. 2. Depkes R.I. Ditjen P2PL 2018. Buku Pedoman Pelaksana P2 Diare. Jakarta
  3. 3. Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
  4. 4. Kesehatan RI Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
  5. 5. Kementerian Kesehatan RI. (2021). Situasi Diare di Indonesia. Data & Informasi Kesehatan. Jakarta.
  6. 6. Dinkes Prov. Sultra. (2021). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2020. Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara.
  7. 7. Dinkes Konawe. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Tahun 2019. Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe.
  8. 8. Puskesmas Morosi. (2020). Profil Kesehatan Puskesmas Morosi Tahun 2019. Puskesmas Morosi.
  9. 9. Oktanasari, W., Laksono, B., & Indriyanti, D. R. (2017). Faktor Determinan dan Respon Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Jamban dalam Program Kata Jaga di Kecamatan Gunung Pati Semarang. Public Health Perspective Journal, 2(3), 279–286
  10. 10. Andarini, D., Lestari, M., & Faliria, R. (2021). Implementasi Gerakan Tanggap Diare Pada Balita di Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo, 7(1), 9–19.
  11. 11. Fadmi, F.R., Andi Mauliyana, Zatyani Muthia Mangidi. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Wilayah Pesisir Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Miracle Journal of Public Health, 3(2):197-205. Available from: https://journal.fikes-umw.ac.id/index.php/mjph/article/view/178.
  12. 12. Monica, D., Z., dkk, 2020. Hubungan Penerapan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan Kejadian Diare di Desa Taman Baru Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan Ruwa Jurai, 14(2): 71-77.
  13. 13. Gargita, I. W., Miswan, & Rosnawati. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemilikan Jamban Setelah Pemicuan STBM di Desa Pantolobete Wilayah Kerja Puskesmas Lalundu Despot Kecamatan Rio Pakava Kabupaten Donggala. Jurnal Kolaboratif Sains, 3(5), 223–231.
  14. 14. Kasman, K., & Ishak, N. I. (2020). Kepemilikan Jamban Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Kota Banjarmasin. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 7(1), 28. https://doi.org/10.20527/jpkmi.v7i1.8790
  15. 15. Karanganyar, P., & Pekalongan, K. (2019). Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 7(1), 388–395.
  16. 16. Ndraha, S., Tendean, M., Clement, A., Da, L., Andri, C., Ukrida, M. F. K., Psikiatri, D., Ukrida, F. K., Korespondensi, A., Terusan, J., No, A., Ndraha, S., Tendean, M., Clement, A., Da, L., Andri, C., Ukrida, M. F. K., Psikiatri, D., & Ukrida, F. K. (2019). Gejala Klinik dan Pemeriksaan Laboratorium pada Pasien Diare di RSUD Koja Agustus – Oktober 2016 Koja Hospital Between August-October 2018.
  17. 17. Oktanasari, W., Laksono, B., & Indriyanti, D. R. (2017). Faktor Determinan dan Respon Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Jamban dalam Program Kata Jaga di Kecamatan Gunung Pati Semarang. Public Health Perspective Journal, 2(3), 279–286
  18. 18. Prawati, D. D. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Di Tambak Sari, Kota Surabaya. Jurnal PROMKES, 7(1), 34. https://doi.org/10.20473/jpk.v7.i1.2019.34-45